MENTALITAS DALAM ORGANISASI
Oleh: Fathul Korib
‘’yang menentukan maju mundurnya organisasi bukanlah otak semata mata,melainkan yang terutama adalah mentalitas “ KH. Wahid Hasyim
Organisasi adalah benda
mati, dan orang yang menjadi penghuni didalamnya adalah nyawa yang membuat
organisasi itu hidup hingga bisa bergerak, berkembang dan bermanfaat . Begitu analogi tentang Organisasi. Jika orang yang ada didalam organisasi itu
adalah nyawa yang membuat organisasi itu hidup, maka nyawa seperti apakah yang bisa membuat organisasii itu hidup dengan baik?
Dengan artian orang orang seperti apakah yang bisa
membuat sebuah organisasi bisa bergerak
maju, berkembang sangat pesat,
dan dirasakan manfaatnya bagi orang
lain? Apakah banyaknya kaum terpelajar, orang jenius, dan banyaknya para
akademisi dalam suatu organisasi adalah good capital yang bisa membuat organisasi itu bergerak dan berkembang dengan
baik?
Itu adalah pertanyaan yang sering menggganjal pemikiran
saya terlebih ketika saya berada dalam organisasi yang saya
rasa yang tak berkembang dengan baik bahkan menggalami penurunan, semakin
timbulah pertanyaan apakah organiisasi
saya ini kekurangan orang orang pintar dan terpelajar?
Akhirnya terjawab lewat bukub yang mencerita bagaimana KH. Wahid Hasyim
mengembara mencari organisasi yang akan ia ikuti setelah ia pulang dari luar
negeri , dan NAHDHATUL ULAMA adalah organisasi pilihannya. Beliau menceritakan bahwa awalnya yang menjadi tolak ukur dalam
pencarian organisasi yang akan ia ikuti adalah banyaknya kaum terpelajar yang
ada didalamnya, dalam hal ini Nahdhatul
Ulama sangat miskin sekali, namun
setelah beliau mebanding bandingkan mendapatkan kenyataan bahwa banyaknya orang
terpelajar dalam organisasi bukanlah
jaminan yang membuat organisasi akan maju.
Maju mundurnya organisasi
bukanlah otak semata mata melainkan yang paling utama adalah mentalitas.
Maksud Mentalitas
disini menurut Gus Wahid adalah budi yang luhur dalam setiap jiwa baik dalam
keadaan dan aktivitasnya ataupun cara berpikir dan perasannya. Yang akan membawa
seseorang akan merespon hal apapun dengan sikap yang bijak. Inilah menurut
beliau yang akan membawa organisasi itu bisa maju dibandingkan kejeniusan otak
setiap angotanya yang akan membawa pada sifat egosentris semata.
Kenyataannya sangat
benar perhimpunan yang penuh dengan kaum
terpelajar tinggi, di isi orang orang yang berprestasi ataupun orang orang sudah ikut pelatihan ini dan itu namun jika mentalitasnya tak berdekatan,
maka tenaga organisasinya itu akan habis dalam pergolakan internalnya saja.
Kita lihat NU dulu walaupun miskin orang terpelajar namun dalam
jangka waktu 10 tahun berkembangnya NU sangat pesat menjalar sampai 60% wilayah
Nusantara.
Dengan mentalitas/budi luhur itulah orang dalam organisasi itu akan
mentaati pimpinannya, saling menghormati, tidak
akan saling menyalahkan, tidak
egois dan tidak bercekcokan satu sama lain
hingga berbuntut perpecahan. Mentalitas adalah pondasi yang harus kokoh dan dijaga. Maka memperkuat mentalitas kita adalah
suatu kewajiban .
Komentar
Posting Komentar