A l Ghozali, umat muslim mana yang tak kenal dengan Imam Besar yang satu ini, bernama lengkap Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al Ghozali, beliau lahir pada tahun 1058 M di Iran, beliau lahir dimasa Islam mendapatkan puncak kejayaannya, dimana ilmu pendidikan dan teknologi berpusat di Baghdad dibawah keholifahan dinasti Abbasiyah.beliau hidup dan terdidik hingga menjadi seorang imam besar umat islam di masa hidupnya sampai sekarang.
Walaupun saat itu Islam telah mendapatkan masa kejayaannya dan menjadi kiblat dunia saat itu, akan tetetapi ada kerapuhan lain yang menghantui masa emas umat islam, yakni dari dalam ada ancaman penghianatan syiah ismaili, yang terus mencoba menguasai pemerintah hingga akhirnya sejarah membuktikan bahwa salah satu sebab utama runtuhnya Dinasti Abbasiyah adalah penghianatan sang Wazir yang beraliran Syiah.
Disisi lain Paus Urbanus II telah memproklamsikan Perang salib kepada umat islam , hingga peperangan tak bisa dihindari dan akhirnya umat islam mengalami kekalahan, kekahalan ini membuat kota suci Yerussalem jatuh ketangan umat Kristen, seluruh pasukan di bunuh dan tercatat 60. 000 umat islam di yarussalem di bantai habis habisan.
Dari 2 situasi itu umat islam membutuhkan seorang ulama’ dimana lewat kitab kitab nya bisa mengobarkan semangat jihad untuk berperang , karena memang ruh jihad (perang) harus dikobarkan sebab islam telah diserang dari dalam dan dari luar. akan tetapi ulama’ besar sekelas Imam ghozali ternyata mengarang sebuah Kitab Ihya Ulumuddin yang tidak ada satu bab pun yang menjelaskan tentang semangat Jihad. Awalnya Imam ghozali mendapatkan tudingan dan celaan karena kitab yang ia karang tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan umat islam saat itu bahkan melemahkan semangat untuk berjihad.
Apakah benar seperti itu? Sebenarnya jika kita mentelaah dan meneliti efek besar dari kitab Ihya Ulumuddin secara objektif, ternyata ada proyek besar dalam kitab tersebut. Seperti yang kita tahu bahwa Al Ghozali hidup di zaman keemasan umat Islam,dengan perkembangan dan kemajuan tata hidup yang pesat ternyata menimbulkan side efek yang tidak bisa lihat sebelah mata, yakni umat islam mengalami penyakit moral dan kebobbrokan perilaku yang terjadi dimana mana, apalagi dikalangan birokrasinya.
Situasi ini berdampak langsung pada peradaban islam, bahkan dalam perang salib pun islam harus mengalami kekalahan. AlGhozali melihat merosotnya ahlak umat adalah penyebab utama lemahnya pertahanan Islam. Sehingga diangap percuma jika jihad terus dikumandangkan namun tanpa adanya perbaikan akhlak maka jihad tidak akan berkobar.
Al Ghozali menilai Ruh Jihad akan berkobar ketika jiwa umat islam di warnai dengan Ahlak yang baik Dengan landasan itulah Al Ghozali, memulai proyek Jihad khas beliau dengan memulai perbaikan akhlak umat.
Maka dari itu tema besar dalam kitab Ihya ulumuddin adalah perbaikan Akhlak. Dan iya, jihad akan tumbuh sendirinya jika akhlak umat islam itu baik, dan jihad akan berkobar ketika akhlak umat islam itu kokoh.
Selanjutnya sejarah benar benar mencatat, bahwa didikan jihad Imam Ghozali telah membentuk Muslim yang militan dan berakhlak mulia, yaitu Nuruddin zanky dan muridnya Salahuddin Al Ayyubi yang telah merebut kembali tanah Palestina dan Baitul Maqdis dari tangan tentara salib. Keduanya adalah orang orang yang menjadikan ihya’ Ulumuddin sebagai bacaan wajibnya, mereka berhasil terdidik oleh Imam Ghozali secara tidak langsung dan memang benar akhlak yang baik adalah modal besar dalam Jihad. Dengan bukti konkrit tentara binaan nuruddin Zanky dan salahuddin Al Ayyubbi telah sukses merebut kembali wilayah kekuasaan Umat islam.
Dari sini kita mengerti bahwa Al Ghozali tidak terjebak dengan istilah Jihad yang berarti perang, beliau tidak pernah berteriak teriak jihad akan tetapi menumbuhkan esensi jihad yang sebenarnya dengan perbaikan akhlak lewat Ihya' nya. Di ihya' nya beliau mengajarkan bahwa jiwa jiwa yang berakhlak pada tuhannya, dengan nabinya, dan dengan seluruh entitas alamnya, maka didalamnya akan tumbuh sendiri panggilan untuk berjihad.
kita belajar bahwa focus utama kita seharusnya adalah perbaikan Umat, rubahlah mereka dengan Akhak, karena ketika dalam pribadi muslim tertanam takwa pada Tuhan yang maha esa, berbudi luhur, cakap dan bertanggung jawab mengamalkan illmunya maka peradaban islam yang baik akan terwujud.
Komentar
Posting Komentar